PETASAN, MUSIK PENGIRING TAKBIR


Foto : blog.bhineka.com 
 
Akhirnya pemerintah menetapkan tanggal satu syawal 1436 H jatuh pada hari Jum’at tujuh belas Juli 2015. Suara takbir mulai terdengar, orang-orang bersuka cita. Hari lebaran, idul fitri memang hal yang sangat ditunggu tunggu oleh umat islam. Meski begitu saat itu lah juga beberapa umat islam merasa galau. Antara bahagia menyambut hari raya atau sedih ditinggalkan bulan ramadhan yang konon penuh rahmat.
Namun, saya sendiri –dan mungkin beberapa orang lain atau bahkan mungkin anda- memiliki kegalauan lainnya selain antara perasaan sedih dan bahagia tersebut. Kegalauan itu dialami oleh indra pendengaran, telinga. Ya, kegaulauan tersebut adalah antara gema takbir dan gema petasan. Saya sudah mendengar kedua gema tersebut terus saling bersahutan beberapa tahun terakhir.
Entah sejak kapan petasan, kembang api telah menjadi musik pengiring bagi takbir saat hari raya idul fitri. Mungkin orang-orang sudah bosan dengan menggunakan beduk dan sekarang menggunakan petasan? Aku tidak tahu pasti, tapi aku masih ingat dengan cukup jelas masa sebelum munculnya musik pengiring takbir jaman sekarang itu.  Masa dimana saya yang saat itu masih anak-anak berjalan mengumandangkan takbir sambil membawa obor. Masa itu petasan belum sepopuler sekarang ini yang sudah bisa dibilang menjadi kewajiban bagi takbiran diiringi bunyi petasan.
Jangan ada petasan diantara kita
Setahu saya tidak ada larangan yang jelas tentang laranagan menggunakan petasan pada malam idul fitri. Akan tetapi saya secara pribadi memandang penggunaan petasan ini bukan hal yang baik. Bayangkan berapa uang yang dihabiskan untuk membeli petasan tersebut. Untuk petassan yang besar hingga suaranya memekakan telinga saya yakin harganya bisa di atas sepuluh ribu. Sederhanya bayangkan saja uang sepuluh ribu itu bisa untuk makan semangkok bakso atau dua piring nasi telur di burjo samping kos. Sedangkan dengan petasan uang sejumlah itu lenyap begitu saja menjadi asap yang mencemmari udara.
Selain itu, setahu saya islam mengajarkan umatnya untuk tidak berfoya-foya, menghamburkan harta secara percuma. Larangan hidup berfoya-foya sudah jelas tercantum dalam kitab pegangan umat muslim di seluruh dunia yang katanya dalam surat al-baqarah bahwa tidak ada keraguan di dalamnya yaitu Al-Qur’an. Dalam Al-Qur’an surat Al Israa’ ayat 26 hal tersebut sudah dicantumpan dengan sangat jelas.

Selain karena itu hanya menghambur-hamburkan harta, petasan itu berisik. Beneran, petasan berisik dan benar-benar mengganggu, apalagi saat orang sedang sholat isa’ petasan sangat menganggu. Selain mengganggu juga suara petasan tidak cocok jadi musik pengiring takbir. Jadi, akhir kata saya sampaikan selamat hari raya idul fitri, mohon maaf lahir dan batin, dan jangan ada petasan diantara kita di hari yang indah ini. 
Previous
Next Post »