Cita-Cita dan Cinta



Judul      : Bakuman
Director, Storyboard : Kenichi Kasai
Genres : Comedy, Romance, School, Shounen
Type : TV Anime
Musim Tayang : 3 musim
Episode : 25 per musim
Durasi : 24 menit per episode
Tayang : musim pertama (Oct 2, 2010 to Apr 2, 2011), musim kedua (Oct 1, 2011 to Mar 24, 2012), musim ketiga (Oct 6, 2012 to Mar 30, 2013)

“...baru-baru ini, ada buku yang kubaca berkata, Kejadian terhebat dalam hidup, alasan yang terpenting untuk sukses adalah untuk mencintai. Cukup omong kosongnya. Sesuatu seperti itu hanya akan ditulis oleh perempuan. Untuk seseorang sepertiku yang tidak dapat berbicara dengan perempuan yang kusukai cinta hanya memberi penyiksaan.” Begitulah monolog Mashiro Moritaka tokoh utama pada awal episode pertama serial anime ini.

Meskipun Mashiro adalah tokoh utama dalam film ini, tapi sepertinya film ini berbeda pendapat dengan Mashiro. Film ini seakan ingin membuktikan bahwa kata “Kejadian terhebat dalam hidup, alasan yang terpenting untuk sukses adalah untuk mencintai.” bukanlah omong kosong belaka. Film ini ingin membuktikan bahwa cinta adalah alasan yang cukup kuat untuk seseorang berjuang menuju kesuksesan. Cinta tidak hanya bisa menjauhkan dari kesuksesan, tapi juga bisa mendekatkannya.
Kisah berawal ketika Mashiro masih duduk di kelas tiga SMP. Kehidupannya saat itu digambarkan dengan kehidupan yang suram dan menyusahkan. Mashiro digambarkan sebagai pemuda yang tidak menikmati masa mudanya.
Namun, semua berubah saat Takagi menyerang. Takagi (teman sekelas Mashiro) yang mengetahui Mashiro memiliki kemampuan yang baik dalam menggambar mengajak Mashiro menjadi penulis komik (Manga). Takagi menawarkan kerjasama dimana ia menjadi pengarang cerita, sedangkan Mashiro sebagai ilustrator. Awalnya Mashiro menolak ajakan tersebut. Akan tetapi, Takagi rupanya memiliki strategi yang cukup bagus untuk memaksa Mashiro untuk menjadi penulis manga.
Takagi memanfaatkan pengetahuannya. Dia mengetahui bahwa Mashiro menyukai Azuki (salah satu teman sekelasnya yang lain) dan sebaliknya sepertinya Azuki juga menyukai Mashiro.  Suatu sore Takaki mengajak Mashiro pergi ke rumah Azuki. Entah apa yang sebenarnya dia rencanakan mempertemukan Mashiro dan Azuki, tapi sepertinya semuanya tidak berjalan sesuai rencana. Namun berjalan jauh lebih baik daripada yang direncanakannya. Disanalah terungkap bahwa ternyata Azuki bercita-cita menjadi seorang pengisi suara.
“Aku yang mengerjakan ilustrasi, dia yang membuat ceritanya. Jadi jika manga kami menjadi anime, kami akan memesan pemeran utama untukmu,” kata mashro.
Selanjutnya dalam keadaan terpesona oleh Azuki, Mashiro teringat pada kata-kata pamannya yang dulu juga seorang mangaka. Dia teringat bahwa pamannya pernah bercerita bahwa ia ingin menikahi seorang teman SMPnya. Dengan (sepertinya setengah sadar) Mashiro mengatakan, “Setelah mimpi kita menjadi kenyataan, maukah kau menikahiku?”
Azuki akhirnya menyutujuinya. Namun, dia mengajukan satu sarat yaitu sebelum impian mereka (manga Mashiro menjadi anime dan Azuki menjadi pengisi suaranya) menjadi kenyataan mereka tidak boleh bertemu.
Kisah terus berlanjut. Mashiro dan Takagi berjuang menjadi mangaka. Banyak permasalahan yang dialami oleh keduanya sebagai mangaka pemula. Dimulai dari masalah dengan orang tua hingga dengan rifal. Dalam film ini saingan tidak hanya digambarkan sebagai orang yang berusaha saling mengalahkan. Namun lebih dari itu, rival juga digambarkan sebagai orang yang saling menguatkan. Selain cinta, mungkin sainganlah yang membuat seseorang terpacu untuk menjadi lebih baik lagi.
Kisah persaingannya disajikan dengan sangat bagus. Mulai dari persaingan dengan orang yang dianggap jenius dalam menciptakan manga hingga orang yang menggunakan cara curang. Konflik internal antara Mashiro dan Takagi juga sempat mewarnai cerita anime ini. Cinta, Persahabatan, Persaingan menjadi hal yang sangat kental. Semuanya digambarkan dengan sangat baik.
Meskipun anime ini bisa dikatakan adalah anime yang cenderung serius, tapi banyak unsur humor juga diselipkan. Hal tersebut menyebabkan anime ini cenderung tidak membosankan.
Bagi orang yang sangat menyukai manga (atau bahkan ingin mengggambar manga) anime ini akan sangat menarik. Dalam Bakuman digambarkan proses dibelakang layar pembuatan salah satu majalah komik yaitu “Shonen Jack” (plesetan Shonen Jump majalah komik jepang). Proses dibelakang layar tersebut dibuat bernar-benar terasa nyata. Saya sendiri orang yang tidak pernah tahu proses pembuatan komik seperti Naruto, One Piece merasa seperti benar-benar melihat proses dari pembuatan komik.
Secara keseluruhan anime ini sangat apik. Menggambarkan seseorang yang berjuang untuk meraih cita-cita dan cintanya pada satu jalan yaitu manga. Mengajarkan agar tidak pernah putus asa dan terus berjuang untuk hal yang diinginkan.

Previous
Next Post »